Senin, 27 Februari 2012

YUI YOSHIOKA

Bagi YUI lovers nih aku kasih beberapa fakta tentang YUI, sejarah dan beberapa lagu serta film yang pernah dibintanginya.
semoga kalian menikmati artikel dibawah ini




YUI (26 Maret 1987 - ) adalah penyanyi wanita dan pencipta lagu asal Jepang. Yui tampil bernyanyi sambil memainkan gitar, dan dua dari lagunya, "Life" dan "Rolling Star" menjadi lagu pembuka dan lagu penutup seri ke-5 serial anime Bleach. Album pertamanya, From Me To You dirilis 22 Februari 2006, terdiri dari 13 lagu dan 9 lagu di antaranya belum pernah dirilis sebelumnya. 

Yui memulai menulis lirik lagunya sendiri sewaktu di kelas 3 SMP. Yui sangat bercita-cita menjadi penyanyi, dan pergi ke mana-mana dengan selalu membawa gitarnya. Sewaktu SMA, ia sering menyaksikan pertunjukan grup musik bianco nero di jalanan, dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Yui mulai belajar menyanyi, menulis lagu, dan memainkan gitar di kursus musik kota Fukuoka. Sambil bersila di atas kasur, Yui memainkan gitarnya dan menulis lagu pertama yang diberi judul "Why me".[1] Setelah itu, ia mulai menyanyi di pinggir jalan di kawasan Tenjin, Fukuoka sebagai atraksi pembuka bagi teman satu tempat kursus musik.

 Bulan Maret 2004, Yui mengikuti audisi "SD Audition" yang diadakan Sony Music Japan. Dari 20 ribu peserta hanya 10 orang yang tersisa termasuk Yui. Duduk menyilangkan kaki di lantai, Yui bernyanyi sambil memetik gitar. Lagu yang dibawakannya waktu itu sebanyak 3 buah lagu, "Why me", "It's happy line", dan "I know". Finalis hanya boleh membawakan 2 buah lagu menurut peraturan audisi, tapi juri memberikan nilai yang sangat tinggi bagi Yui. 

Setelah itu, berbagai perusahaan rekaman menjadi saling berebut untuk mengontraknya. Lagu pertama yang dinyanyikan, "Why Me" nantinya dijadikan single perdana, diikuti dengan "It's Happy Line" dan "I Know". Keduanya diterbitkan sebagai singel indie debutnya, "It's Happy Line" dengan lagu "I Know" di sisi B. Sebagai penghargaan kepada kampung halamannya, Yui menulis lagu "Feel My Soul" ketika meninggalkan kampung halamannya, Fukuoka. Seorang produser dari stasiun televisi Fuji TV mendengar video klip demo lagu tersebut, dan bermaksud menjadikannya sebagai lagu tema serial drama di Fuji TV. 

Debut singel Yui, "Feel My Soul" yang dirilis 23 Februari 2006 dijadikan lagu tema serial drama Fukigen na Gene. Serial drama tersebut dihiasi lagu-lagu Yui, seperti "Feel My Soul" dan "It's Happy Line". Singel "Feel My Soul" laku di atas 100 ribu keping, namun 3 singel berikutnya, "Tomorrow's Way", "Life", dan "Tokyo" ternyata tidak sesukses "Feel My Soul". Setelah merilis 4 buah singel, album pertama Yui yang berjudul From Me To You dirilis bulan Februari 2006 dan laku di atas 200 ribu keping. Sementara itu, Yui memulai karier akting dengan membintangi film berjudul Midnight Sun (Taiyou no Uta). Film tersebut diputar di Festival Film Cannes 2006 dan dirilis di Jepang pada 17 Juni 2006. Singel ke-5, "Good-bye Days" khusus ditulisnya untuk film Midnight Sun.

 Kepopuleran singel Yui yang sebelumnya kembali terangkat setelah singel ke-6, "I Remember You" diedarkan. "Rolling Star" adalah singel ke-7 Yui yang dijadikan lagu pembuka seri ke-5 anime Bleach. Singel ke-3, "Life" juga dipakai sebagai lagu penutup seri ke-5 anime yang sama. Selain itu, iklan televisi ponsel KDDI layanan "au Listen Mobile Service" memakai singel ke-8 Yui, "CHE.R.RY" sebagai lagu tema. 

Sementara itu, album kedua, Can't Buy My Love menduduki puncak tangga album Oricon selama 2 minggu berturut-turut, dan laku lebih dari 500.000 keping. Singel ke-9 berjudul "My Generation/Understand" dirilis 13 Juni 2007, sekaligus merupakan singel pertama Yui yang berbentuk double A-side (dua lagu unggulan di sisi A). My Generation menjadi lagu tema untuk serial drama Seitosho-kun, dan "Understand" menjadi lagu tema film Sidecar ni Inu. Singel ke-10, "Love & Truth", dirilis 26 September 2007, merupakan lagu tema dari film yang dibintangi oleh Erika Sawajiri, yang berjudul Closed Note. 
situs resminya yui : 1). yui-net.com. 2). Film Taiyou no Uta

Struktural tentang planet Mars


Planet Mars Bisa Ditinggali Manusia?

Tersedianya air dan suhu yang cukup hangat di kedalaman tertentu membuat sekelompok peneliti dari Australian National University menyimpulkan jika Planet Mars bisa ditinggali makhluk hidup. Tim peneliti yang dipimpin Charley Lineweaver ini membandingkan model suhu dan kondisi tekanan di Bumi dengan di Mars. Dari hasil penelitian, disebutkan jika hanya satu persen volume bumi --dari inti hingga ke atmosfir tertinggi-- yang bisa ditinggali makhluk hidup. Sedangkan model Planet Mars yang diteliti Lineweaver dan timnya menyebut jika ada tiga persen lokasi yang bisa ditinggali dengan mayoritas lokasinya di bawah tanah. "Apa yang kami lakukan hanya mengambil dan mengumpulkan sebagian besar informasi yang ada. Lalu kami menanyakan apakah tampilan besar ini sesuai dengan adanya kehidupan di Mars," ujar Lineweaver. "Dan jawabannya, 'iya'. Ada wilayah luas di Mars yang cocok dengan kehidupan," seperti dikutip National Geographic, Selasa (13/12). Penelitian sebelumnya menyebut jika ada air beku yang ditemukan di Kutub Mars. Penelitian lain dari ANU juga menyebut berapa jumlah air yang bisa ditinggali oleh mikroba layaknya mikroba di Bumi. Namun, suhu permukaan Mars yang mencapai minus 63 derajat Celsius membuat air sulit hadir. Tekanan udara juga membuat air akan langsung menguap begitu mencapai permukaan. Itulah yang membuat Lineweaver yakin jika air bisa hadir di bawah tanah permukaan Mars. Di sini, kondisi tanah dan tekanan dianggap ideal untuk munculnya air. Suhu yang cukup hangat juga memungkinkan untuk bakteria dan mikro organisme kecil lain untuk bisa hidup. "Ini relevan jika Anda tertarik dengan asal mula kehidupan dan bagaimana sebuah kehidupan dimulai di planet lain," ujar Lineweaver.

Rabu, 22 Februari 2012

Antariksa kita

Benarkah Manusia Sudah Pernah ke Bulan?

Tahun 1969, pesawat Apollo 11 berhasil membawa dan menjejakkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan. Tentu kita semua masih ingat siapa saja awak dari Apollo 11 itu. Nama Niel Amstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins mungkin merupakan nama-nama yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Ketiga orang itulah para astronot yang dikirimkan oleh NASA dalam misi penerbangan manusia pertamakali ke Bulan dengan Apollo 11. Peristiwa ini tentunya menjadi suatu tolak ukur bagi kemajuan IPTEK kita, dan mungkin kedepannya penjelajahan ke Mars maupun planet lainnya dengan mengirimkan manusia pertama kesana bukan menjadi suatu impian lagi.
Namun sayang, setelah lebih dari tiga dekade terlewati pro kontra masih membayangi peristiwa bersejarah itu. Banyak oknum yang belum sepenuhnya mempercayai bahwa NASA benar-benar mendaratkan manusia ke Bulan dikarenakan beberapa sebab, diantaranya penguasaan teknologi yang belum memadai saat itu,dll. Era tahun 1969 merupakan masa dimana perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika belum berakhir. Mungkin karena ambisinya untuk memenangkan perang dingin inilah yang membuat pihak Amerika kemudian membuat suatu “kecurangan” dengan sebuah proyek rekayasanya yang mengambil setting pendaratan di bulan tsb. Satu fakta yang mungkin membuat Amerika “geram” adalah kabar keberhasilan Soviet yang telah mengorbitkan Vostok 1-nya bersama Yuri Gagarin, sebagai manusia pertama yang berhasil melakukan perjalanan ruang angkasa.
Tapi, benarkah misi Pendaratan Apollo 11 di bulan itu
memang benar-benar dipalsukan oleh NASA dengan membuat filmnya di Studio?
Pada tanggal 15 Februari 2001,
American Fox TV Network menayangkan sebuah program yang disebut Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon? (Teori Konspirasi : Apakah Kita Sungguh Mendarat di Bulan?). Mitch Pileggi, seorang aktor dalam film X-Files memandu acara satu jam ini, menyatakan bahwa NASA telah memalsukan seluruh proyek Apollo ke Bulan dengan membuat filnya di Studio. Namun, mitos ini hanya diyakini sedikit orang di Amerika. Berdasarkan jejak pendapat Time pada tahun 1995 dan Gallup pada tahun 1999, yakni hanya sekitar 6% saja orang Amerika yang meragukan bahwa 12 Astronot telah berjalan di bulan. Ke-6% orang-orang yang meragukan hal itulah yang disebut sebagai penganut teori konspirasi.
Para penganut Teori Konspirasi diluar Amerika mungkin lebih banyak lagi, menurut taksiranku, saat ini lebih banyak orang yang mempercayai mereka mengenai mitos tentang kepalsuan pendaraatan di Bulan yang dilakukan oleh NASA.CMIIW
Para penganut teori konspirasi dan orang yang skeptis tentunya mempunyai banyak bukti akan hal ini. Menurut mereka banyak beberapa hal yang aneh pada foto-foto yang dipublikasikan oleh pihak NASA selama misi ke bulan tsb. Diantaranya foto yang memperlihatkan bendera tampak berkibar, padahal di Bulan tidak ada atmosfer dan angin. Mereka juga menunjukkan bahwa dalam semua foto yang seharusnya memperlihatkan para astronot sedang berada di permukaan Bulan yang hampa udara, mereka tidak melihat obyek gambaran bintang-bintang dilangit yang gelap.
Tapi,saya pribadi justru mempercayai bahwa misi Apollo 11 ke bulan itu bukanlah merupakan suatu kebohongan yang selama ini banyak digembar-gemborkan oleh para Skeptisme maupun penganut teori konspirasi .Mengapa?
Mungkin beberapa penjelasan yang saya uraikan dibawah ini lebih bisa membuka pikiran kita bahwa sebenarnya apa yang selama ini digembar-gemborkan oleh beberapa oknum yang menyatakan bahwa pendaratan Apollo 11 di bulan itu palsu, bisa aku katakan merupakan sebuah tindakan “penyesatan” dan boleh dikatakan “fitnah”. Berikut adalah point-point yang sering dipertanyakan di beberapa forum luar menganai berbagai kejanggalan-kejanggalan tsb. Sengaja ditampilkan dalam gaya tanya jawab yang disertakan beberapa gambar untuk lebih mudahkan teman-teman dalam membaca dan mencerna uraian dibawah ini.
X: Penganut Konspirasi
Y : sebagai orang yg mempercayai Apollo 11 benar2 mendarat di Bulan
Point 1.Mana bintangnya?

X : coba lihat pict diatas,mengapa tidak ada bintang pada gambar yang diambil para astronot dari permukaan Bulan. Logikanya tanpa atmosfer otomatis langit Bulan menjadi gelap. Jika demikian tentunya pengamat bisa melihat objek-objek terang seperti bintang. Y : Penjelasannya sangat sederhana, film dengan kualitas terbaik pun tidak dapat memperlihatkan secara bersamaan dua objek , yg satu sangat terang (pakaian astronot warna putih yang terkena sinar matahari) dan obyek lain yang redup (bintang). Story Mugrave, seorang astronot yg telah terbang keluar angkasa sebanyak enam kali, mengatakan bahwa ketika ia berada diluar pesawat , dibawah sinar matahari yang terang, ia tidak dapat melihat bintang-binatang. Namun ketika pesawat berada di dalam bayangan bumi dan matanya dapat beradaptasi dengan lingkungan yg lebih gelap, pada saat itulah dia dapat melihat bintang.
Penjelasan lainnya, pada langit Bumi, partikel-partikel atmosfer Bumi akan menghamburkan cahaya matahari pada panjang gelombang biru, sehingga langit siang hari pun tampak biru. Berbeda dengan Bulan, yang hampir dapat dikatakan tidak memiliki atmosfer sehingga langit senantiasa gelap, baik siang maupun malam. Jadi, jika kita berada di Bulan, tentunya bintang akan selalu terlihat. Tetapi kenapa tidak terekam dalam gambar yang diambil Apollo? Dalam foto itu, sebenarnya bintang tersebut ada, namun terlalu redup untuk ditangkap kamera. Kamera dan film yang digunakan oleh para astronot disetel untuk mengambil gambar-gambar kegiatan di Bulan. Exposure timenya diatur sedemikian rupa agar dapat merekam kondisi permukaan Bulan yang terang, bukan untuk mengambil gambar objek-objek lemah pada langit latar belakang.
Point 2. Mengapa bayangnya tidak paralel?

X: Mengapa bayangan astronot dan bagian-bagian peralatan ilmiah di permukaan bulan tidak benar-benar paralel? tidak masuk akal!!
Y: Bayangan itu tidak paralel karena hanya diterangi satu sumber cahaya yg jauh seperti matahari. Namun, hal itu benar jika kamu berada dipermukaan yang rata dan tidak berefek 3 dimensi. Jika kita mecoba memperlihatkan realitas 3 dimensi pada permukaan yg tidak rata di dalam foto dua dimensi yg memiliki kontras, bayangan jatuh ke arah yg sedikit berbeda.
Point 3.Benderanya dapat berkibar?


X: Mengapa bendera bisa berkibar ditempat yang hampa udara seperti bulan. Logikanya,bendera dapat berkibar apabila ada angin, karena hanya udara yg bergeraklah yg dapat mengibarkan bendera.
Y :
1. Tidak ada angin di dalamstudio film kecuali jika kipas angin dihidupkan.
2. Jika ada cukup banyak angin di studio film,sehingga bendera berkibar , angin itu juga pasti menggerakkan debudebu di kaki mereka.
3. Untuk bisa berkibar, bendera tidak selalu membutuhkan angin. Setidaknya di ruang angkasa hal inilah yang terjadi. Pada kondisi di Bulan, bendera dipancangkan bukan hanya pada tiang vertikal, tapi terdapat juga tiang horizontal yang ditambahkan di bagian atas bendera, sehingga bendera tersebut tampak tergantung dan merentang. Selain itu permukaan Bulan yang keras mempersulit pemancangan tiang bendera, sehingga para astronot harus memutar tiang tersebut maju mundur agar bisa ditanamkan di tanah bulan. Akibat gerakan ini, bendera tersebut berkibar, atau yang sebenarnya lebih tepat jika disebut bergetar. Di Bumi kibaran bendera terjadi beberapa detik dan diperlambat oleh udara, tapi kondisi vakum di Bulan menyebabkan gerakan bendera tersebut tidak akan berhenti karena tidak ada gaya dari luar yang menghentikannya.
Sesungguhnya, bendera yg berkibar itu justru membuktikan bahwa para astronot memang berada di Bulan. Bendera itu bergoyang karena baru saja dipasang. Dan terus bergoyang selama beberapa waktu dengan cara yang tidak biasa karena gravitasi Bulan 1/6 gravitasi Bumi, dan karena tidak ada udara di bulan untuk segera menghentikan gerakan bendera.
Point
4. Mana Kawahnya?

X : Pada foto yang lain, tidak tampak adanya lubang bekas semburan roket (kawah) pada lokasi pendaratan. Untuk roket seukuran Apollo seharusnya semburannya dapat menimbulkan lubang yang besar pada permukaan Bulan. Jadi, bagaimana bisa roket mendarat mulus tanpa membekaskan jejak besar?
Y : Untuk melakukan sebuah pendaratan tentu tidak dilakukan dengan kecepatan tinggi tapi dengan kecepatan yang diperlambat. Tidak ada satu orangpun yang memarkirkan mobilnya dengan kecepatan 100 km/jam. Hal yang sama berlaku juga pada Apollo 11. Semburan roket memiliki dorongan 5000 kg, tetapi roket tersebut diperlambat sampai sekitar 1500 kg saat mendekati permukaan. Dengan diameter pipa pengeluaran roket sebesar 54 inci (dari Ensiklopedia Astronautica), dan ukuran roket sekitar 2300 inci persegi, semburan roket hanya menimbulkan tekanan sekitar 0.75 kg /inci persegi. Tekanan sebesar ini tidak akan sampai menimbulkan jejak lubang yang besar.
Hasil foto-foto yang diambil di Bulan juga memperlihatkan adanya bayangan yang kurang gelap. Obyek yang seharusnya gelap karena berada dalam daerah bayangan, tetapi dalam foto dapat jelas terlihat, termasuk tulisan di sisi pesawat. Jiika Matahari merupakan satu-satunya sumber cahaya, dan tidak ada udara yang dapat menghamburkan cahaya, seharusnya bayangan yang terjadi sangat gelap. Sebuah persepsi yang salah. Memang ini bukan di Bumi dan cahaya Matahari tidak dapat dihamburkan dalam kondisi hampa udara. Tapi di Bulan masih ada sumber cahaya lain yang berasal dari Bulan sendiri. Debu di Bulan memiliki sifat yang khas: yaitu memantulkan kembali cahaya ke arah sumber cahaya berasal.
Point
5.Transmisi suara tidak ada jedanya sama sekali?
X : Transmisi suara dari bulan ke bumi kok gak ada jedanya sama sekali, padahal mustinya kira-kira 5 detik, baru samapi ke bumi?
Y : Transmisi audionya sebenarnya ada jedany. Antara suara dari bulan dan konfirmasi dari bumi tidak ada jeda. Itu jelas karena transkrip tersebut dicatat dari bumi. Contohnya pada potongan transkrip berikut :
1.102:41:12 Duke: Eagle, you’ve got 30 seconds to P64
2.102:41:19 Aldrin: Roger. (Pause)3.102:41:27 Duke: Eagle, Houston. Coming up 8:30; you’re looking great. (Pause)
4.102:41:35 Armstrong: (Garbled) 64.
5.102:41:37 Duke: We copy. (Long Pause)Coba liat antara line 1 dan 2, ada 7 detik berlalu setelah mission control (Duke) memberikan informasi sampai terdengar konfirmasi dari Aldrin, waktu yang lebih dari cukup untuk gelombang elektromagnetik merambat ke bulan dan kembali lagi ke bumi. (jarak bumi ke bulan sekitar 360 ribu km, kecepatan cahaya sekitar 300 ribu km/s bolak balik cukup sekitar 2,4 detik saja)
Tapi coba perhatikan hanya ada 2 detik berlalu setelah informasi dari Armstrong dan konfirmasi dari mission control waktu yang juga lebih dari cukup untuk gelombang suara merambat dari speaker mission control ke telinga Duke lalu merambat dari mulut Duke ke mic dihadapannya.
Point 6. Masalah sabuk Radiasi Van Allen (Van Allen Belts)

X: Untuk mencapai bulan , astronot harus melewati Sabuk Radiasi Van Allen, yang bisa meghasilkan jumlah radiasi cukup fatal, bagaimana mungkin mereka dapat selamat?
Y : Radiasi adalah hal yang tidak terlalu diperhatikan NASA sebelum penerbangan pertama, namun mereka
memenginvestasikan jumlah yang cukup besar untuk penelitian ini dan menentukan bahwa resikonya minimal. Apollo memerlukan satu jam untuk melewati sabuk radiasi untuk berangkat dan kembali lagi. Total radiasi yang diterima astronot sekitar satu rem. Orang akan mengalami kesakitan pada radiasi 100-200 rem, dan kematian pada radiasi 300+ rem. Jelas dosisnya memiliki rentang yang sangat jauh untuk dianggap beresiko.
Point 7.Tidak akan pernah ada foto yang berhasil diambil?
X : Tidak akan ada foto yang bisa diambil di bulan, sebab film akan meleleh pada suhu 250°F.
Y : Film yang biasa akan segera meleleh jika di ekspos pada suhu 250°F, bagaimanapun film yang digunakan bukan film biasa, dan tidak pernah diekspos pada temperatur sekian. Astronot Apollo menggunakan film tranparansi khusus yang didisain spesifik, di bawah kontrak NASA, untuk lingkungan yang tidak ramah misal di Bulan. Menurut Kodak, film akan mulai melemah pada 200°F, dan tidak akan meleleh sampai pada suhu 500°F. Kamera juga diproteksi didalam casing spesial yang didisain agar tetap dingin. Situasi di Bulan yg hampa udara sangat berbeda dengan misal di dalam oven. Tanpa konveksi dan konduksi, metode yang mungkin untuk transfer panas hanyalah radiasi. Panas radiaktif bisa dialihkan secara efektif dengan membungkus material menggunakan permukaan reflektif, biasanya material putih. Casing dari kamera sama juga seperti seragam astronot,putih.
Sebenarnya,masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan dari pihak Skeptic , namun karena aku rasa terlalu banyak, maka pertanyaan2 yang paling sering ditanyakanlah yang ku ulas. Namun, ada suatu bukti yang tidak dapat dibantah bahwa manusia benar-benar pernah pergi ke Bulan, yaitu batu-batu bulan yang dibawa dengan berat total 382 Kg, yg telah diperiksa oleh ratusan ahli geologi dari seluruh dunia.

Batuan Bulan yang berhasil dibawa para awak Apollo Batuan-batuan ini memiliki karakteristik yang sama dengan batuan bulan yg ditemukan di pesawat ruang angkasa Rusia tanpa awak. Yang perlu diketahui bahwa batuan bulan itu sangat aneh,diantaranya :
1. Karena hanya mengandung sedikit air
2. (lihat gambar ke-2 batu bulan ) Karena sering terkena sinar kosmis selama jutaan tahun di permukaan bulan yang hampa udara,maka terbentuklah lubang-lubang aneh dipermukaannya.
3. Batuan bulan sangat berbeda dengan batuan bumi, dan tidak dapat dipalsukan denganteknologi terbaru apapun. Untuk menghasilkan batuan bulan palsu , setidaknya kita harus melumatkannya dengan tekanan 1.000 atmosfer dan memanasinya dengan suhu 1.100 derajat celcius selama beberapa tahun. Kemudian, selagi tetap berada dalam tekanan, dinginkan perlahan selama beberapa tahun lagi. Betapa konyolnya NASA jika harus
bersusah payah melakukan hal ini semua, betul tidak tidak?
Seharusnya, kita semua tidak sepantasnya
terpengaruh pada berita yg hanya secara sepihak menyoroti perjalanan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin dalam menjadi misi pertama ke bulan.
Padahal ada beberapa misi yg sudah berhasil mendarat di bulan setelah Armostrong dan Aldrin.
Orang terakhir yg berjalan ke bulan adalah Gene Cernan yg melakukan misi bersama astronot Jack Schmitt, 7 – 19 Desember 1972

around us

Fakta dan Sejarah Laut Mati

Fakta dan Sejarah Laut Mati – Berikut ini merupakan cerita yang paling terkenal di dunia, yaitu tentang hancurnya kaum homoseksual, serta tentang Fakta dan Sejarah Laut Mati. Semoga nantinya bisa menambah wawasan diantara kita. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel dan Yordania.
Berikut ini cerita mengenai dihancurkannya umat Nabi Luth tersebut dalam Alquran. “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS Asy-Syu’araa [26]: 165-166)
Ajakan Nabi Luth ini justru ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala Allah SWT mengutus dua orang malaikat dalam wujud manusia kepada Nabi Ibrahim dan Luth (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 32, Hud [11]: 62-81), mereka malah meminta Luth untuk menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahkan kepada mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Luth ini akibat perbuatannya.
Dijelaskan umat Nabi Luth ini dihancurkan dengan cara dijungkirbalikkan (yang atas ke bawah, dan bawah ke atas) lalu dihujani dengan batu belerang yang terbakar secara bertubi-tubi. Selama ribuan tahun terkubur, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth ini berhasil ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati.
Pada tahun 1924 seorang ahli purbakala William Albright melakukan penelitian disekitar laut mati. Beberapa orang yang bersama William Albright mencari keberadaan sisa-sisa Kota Sodom dan Gomorah, hingga akhirnya mereka menemukan situs purbakala Bab-Edh-dhra (baca: Babhedra).
Bab-edh-dhra adalah makam terbesar khas zaman perunggu yang mereka gali, panjangnya 15 meter dan lebarnya 7 meter. Mereka juga menemukan makam berisi perhiasan emas dan menggali lebih 700 tembikar yang merupakan hadiah penguburan, termasuk tempat parfum kecil dan banyak benda lain, seperti kain. Konon, makam ini telah digunakan selama 1000 tahun lamanya, dari zaman Ibrahim hingga penghancuran Kota Sodom. Namun, tak ada apa pun untuk mengaitkan pemakaman kuno itu dengan Sodom, tempat kehidupan Nabi Luth dan umatnya.
Keberadaan umat Nabi Luth di sekitar laut mati ini diperkuat dengan ulasan National Geographic edisi Desember 1957. “Gunung Sodom, tanah gersang dan tandus muncul secara tajam di atas Laut Mati. Belum pernah seorang pun menemukan Kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan, namum para akademisi percaya bahwa mereka berada di Lembah Siddim yang melintang dari tebing terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati menelan mereka setelah gempa bumi.”
Setelah sekian lama tidak ada kabarnya tentang keberadaan umat Nabi Luth, pada tahun 1967 ahli purbakala lainnya, Paul Lapp dan Thomas Schaub, melakukan penggalian kembali di sekitar Laut Mati. Dan kemudian, penggalian diteruskan oleh Werner Keller, seorang ahli arkeologi asal Jerman di sekitar Laut Mati.
Dengan merujuk pada keterangan Alquran mengenai dijungkirbalikkannya kota tempat kediaman umat Nabi Luth, Werner Keller menyatakan: “Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman. Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan, petir, keluarnya gas alam serta lautan api.”
Werner percaya bahwa umat Nabi Luth dihancurkan melalui sebuah gempa bumi yang sangat hebat. Peristiwa tersebut dilukiskan dengan keterangan Alquran surah huud. “Kami menghujani mereka dengan batu belerang keras sebagaimana tanah liat yang terbakar secara bertubi-tubi.”
Berkaitan dengan hal ini, Werner Keller menulis: “Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur lama sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan masih terdapat kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati; bentangan lava yang luas dan lapisan basal yang dalam yang telah terdeposit pada permukaan batu kapur.”
Tanda-tanda nyata yang disampaikan oleh Danau Luth tentu sangat menarik. Umumnya, kejadian yang diceritakan dalam Alquran terjadi di Timur Tengah, Jazirah Arab, dan Mesir. Tepat di tengah-tengah semua kawasan ini terletak Danau Luth. Danau Luth, serta sebagian peristiwa yang terjadi di sekitarnya, patut mendapat perhatian secara geologis. Danau tersebut diperkirakan berada 400 meter di bawah permukaan Laut Tengah. Karena lokasi terdalam dari danau tersebut adalah 400 meter, dasarnya berada di kedalaman 800 meter di bawah Laut Tengah. Inilah titik yang terendah di seluruh permukaan bumi. Di daerah lain yang lebih rendah dari permukaan laut, paling dalam adalah 100 meter.
Tinggi Kadar Garam
Kandungan garam danau luth sangat tinggi, Laut Mati memiliki kadar garam 31,5%, kira-kira 8,6 kali lebih tinggi daripada laut yang lai. Oleh karena itu, tidak ada organisme hidup, semacam ikan atau lumut, yang dapat hidup di dalam danau ini. Hal inilah yang menyebabkan Danau Luth sering disebut sebagai “Laut Mati”.
Kejadian yang menimpa kaum Luth yang disebutkan dalam Alquran berdasarkan perkiraan terjadi sekitar 1.800 SM. Berdasarkan pada penelitian arkeologis dan geologis, peneliti Jerman, Werner Keller, mencatat bahwa Kota Sodom dan Gomorah benar-benar berada di Lembah Siddim yang merupakan daerah terjauh dan terendah dari Danau Luth, dan bahwa pernah terdapat situs yang besar dan dihuni di daerah itu.
Konon, jika seseorang mendayung melintasi Danau Luth ke titik paling utara dan matahari sedang bersinar pada arah yang tepat, ia akan melihat sesuatu yang sangat menakjubkan. Pada jarak tertentu dari pantai dan jelas terlihat di bawah permukaan air, maka akan tampaklah gambaran bentuk hutan yang diawetkan oleh kandungan garam Laut Mati yang sangat tinggi. Batang dan akar di bawah air yang berwarna hijau berkilauan tampak sangat kuno. Lembah Siddim, di mana pepohonan ini dahulu kala bermekaran daunnya menutupi batang dan ranting, merupakan salah satu tempat terindah di daerah ini. Keindahan Laut Mati ini dilukiskan seperti “like the garden of God.”
Pompei, Ditimpa azab serupa
Kisah-kisah umat terdahulu hendaknya menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia. Namun banyak yang tidak peduli dengan peringatan tersebut. Kehancuran umat Nabi Luth yang melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis, rupanya tak cukup menjadi pelajaran dan peringatan.
Itulah yang dilakukan masyarakat di Kota Pompei yang terletak di sebelah timur Gunung Vesuvius, Kota Naples, Italia. Pompei merupakan sebuah simbol kemerosotan dari Kekaisaran Romawi yang juga melakukan perilaku seksual menyimpang sebagaimana umat Luth, dan akhirnya mereka pun mengalami nasib serupa. Kehancuran Pompei disebabkan oleh letusan Gunung Vesuvius.
Gunung Vesuvius adalah simbol bagi Italia, terutama Kota Naples. Karena berdiam diri selama dua ribu tahun terakhir, Vesuvius dinamai ‘Gunung Peringatan.’ Dinamakan demikian, karena bencana yang menimpa Sodom dan Gomorah sangat mirip dengan bencana yang menghancurkan Pompei.
Catatan historis menyebutkan, Kota Pompei adalah sarang foya-foya dan perilaku menyimpang. Kota ini dikenal dengan meningkatnya pelacuran begitu tinggi sampai-sampai jumlah rumah bordil tidak terhitung lagi. Tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantungkan di depan pintu-pintu rumah bordil. Menurut tradisi yang berakar dari kepercayaan Mithra ini, organ seksual dan persetubuhan tidak seharusnya disembunyikan, namun dipertontonkan secara terang-terangan. Hingga akhirnya, letusan Gunung Vesuvius menghancurkan mereka yang tak sempat melarikan diri.
Dari beberapa temuan yang dilakukan terhadap Kota Pompei, ditemukan adanya sebuah keluarga yang sedang menyantap makanan yang membatu saat itu juga. Bahkan, banyak pasangan ditemukan membatu dalam keadaan sedang berhubungan badan sesama jenis. Wajah dari beberapa jasad membatu yang digali dari Pompei tidak rusak, ekspresi wajah-wajah tersebut pada umumnya menunjukkan kebingungan. (source: kaskus.us)
VN:F [1.9.13_1145]