Minggu, 04 Agustus 2013

HEREDITAS

Hai guys, kali ini saya mau postingin salah satu tugas biologi kelas 12. nha dibawah ini terdapat sedikit rangkuman tentang bab Hereditas. asli lho ini comot mencomot dari buku elektronik sekolah (BSE). nha bagi kalian yang males ngerangkum bab yang panjang kali lebar ini, kalian bisa ngopy2 dari blog saya. disertai ayat Al-Qur'an lho!


HEREDITAS

Hukum Mendel
1. Hibrid
Hibrid merupakan perkawinan dua individu yang mempunyai sifat beda. Berdasarkan banyaknya sifat beda individu yang melakukan perkawinan, hibrid dibedakan sebagai berikut.
a. Monohibrid, yaitu suatu hibrid dengan satu sifat beda (Aa).
b. Dihibrid, yaitu suatu hibrid dengan dua sifat beda (AaBb).
c. Trihibrid, yaitu suatu hibrid dengan tiga sifat beda (AaBbCc).

a. Hukum I Mendel
Hukum I Mendel diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu persilangan dengan satu sifat beda. Mendel menyimpulkan bahwa pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen akan mengalami segregasi(memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima sebuah gen saja.
Rumus untuk jumlah gamet = 2n dan
n = jumlah gen heterozigot
Beberapa kesimpulan penting dari perkawinan monohibrid di atas sebagai berikut.
1)      Semua individu F1 memiliki sifat yang seragam.
2)      Jika dominan nampak sepenuhnya, individu F1 memiliki fenotip seperti induknya  yang dominan.
3)      Pada waktu individu F1 yang heterozigot itu membentuk gamet-gamet terjadilah pemisahan alel sehingga gamet hanya memiliki salah satu alel saja.
4)      Jika dominasi nampak sepenuhnya, perkawinan monohibrid (Bb >< Bb) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3 : 1 (yaitu biji bulat : biji berkerut) dan memperlihatkan perbandingan genotip 1 : 2 : 1 (yaitu BB : Bb : bb). Kadang-kadang individu hasil perkawinantidak didominasi oleh salah satu induknya. Dengan kata lain, sifat dominan tidak muncul secara penuh. Peristiwa itu menunjukkan adanya sifat intermediat.


b. Hukum II Mendel
Mendel menarik kesimpulan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas (tidak saling mempengaruhi) ketika terjadi meiosis selama pembentukan gamet. Prinsip ini dikenal
sebagai hukum II Mendel atau dikenal dengan The Law of Independent Assortmen of Genes atau hukum Pengelompokan Gen secara Bebas. Oleh karena itu, pada contoh dihibrid tersebut terjadi 4 macam pengelompokan dari dua pasang gen.

2. Perkawinan Resiprokal
Perkawinan resiprokal merupakan perkawinan kebalikan dari yang semula dilakukan dan menghasilkan keturunan dengan perbandingan genotip yang sama.

3. Perkawinan Balik (Back Cross)
Perkawinan balik (back cross) adalah perkawinan antara individu F1 dengan salah satu induknya, induk betina atau jantan. Back cross berguna untuk mencari genotip induk.




4. Uji Silang (Test Cross)
Uji silang adalah perkawinan antara individu F1 (hibrid) dengan individu yang dobel resesif atau homozigot resesif. Test cross berguna untuk mengetahui apakah suatu individu
bergenotip homozigot (galur murni) atau heterozigot. Perkawinan test cross menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1 : 1. Jika hasil keturunan F1 menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 1, berarti individu yang diuji bergenotip heterozigot. Sebaliknya, jika test cross 100% berfenotip sama, berarti individu yang diuji bersifat homozigot (galur murni).

5. Alel Ganda
Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dalam kromosom homolog. Alel merupakan anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan.
Jadi, alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama dan menentukan sifat yang sama atau hampir sama. Apabila sebuah lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa alel atau suatu seri alel maka dinamakan alel ganda. Contoh alel ganda yaitu pewarisan golongan darah pada manusia dan pada rambut kelinci.

a. Pewarisan Golongan Darah pada Manusia
Berdasarkan penggolongan darah sistem ABO, darah manusia digolongkan menjadi empat, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. Penggolongan darah ini didasarkan atas macam antigen dalam eritrosit. Antigen-antigen itu diwariskan oleh seri alel ganda dengan simbol I. Huruf I ini berasal dari kata isoaglutinin, yaitu antigen yang mengakibatkan empat golongan darah tersebut.

b. Alel Ganda Penentu Rambut Kelinci
       Alel ganda pada kelinci terdapat pada gen penentu warna rambut.
Gen K         : kelinci normal berwarna kelabu.
Gen Kch     : kelinci chinchilla berwarna kelabu muda.
Gen K           : kelinci himalaya berwarna putih, ujung hidung, ujung telinga, ekor, dan kaki berwarna kelabu gelap.
Gen k          : kelinci albino (tak berpigmen) berwarna putih.

Pada keempat gen tersebut berlaku ketentuan sebagai
berikut.
1) Kelabu dominan terhadap ketiga warna yang lain.
2) Kelabu muda dominan terhadap himalaya dan albino.
3) Himalaya dominan terhadap albino.
4) Albino merupakan gen resesif.


B. Penyimpangan Hukum Mendel
1. Penyimpangan Semu
            a. Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis merupakan salah satu bentuk interaksi gen dalam hal ini gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealel. Gen dominan yang
menutup ekspresi gen dominan lainnya disebut epistasis, sedangkan gen dominan yang tertutup itu disebut hipostasis.

1) Epistasis Dominan
Pada epistasis dominan terdapat satu gen dominan yang bersifat epistasis. Misalnya warna umbi lapis pada bawang (Allium sp.). A merupakan gen untuk umbi merah dan B merupakan gen untuk umbi kuning. Gen merah dan kuning dominan terhadap putih. Perkawinan antara tanaman bawang berumbi lapis
kuning homozigot dengan yang merah homozigot menghasilkan tanaman F1 yang berumbi lapis merah. Keturunan F2 terdiri atas 16 kombinasi Perbandingan itu terlihat menyimpang dari hukum Mendel, tetapi ternyata tidak. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 untuk keturunan perkawinan dihibrid hanya mengalami modifikasi saja, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 menjadi 12 : 3 : 1.


2) Epistasis Resesif
Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesif yang bersifat epistasis terhadap gen dominan yang bukan alelnya (pasangannya). Gen resesif tersebut harus dalam keadaan homozigot, contohnya pada pewarisan warna rambut tikus.

3) Epistasis Dominan dan Resesif
Epistasis dominan dan resesif (inhibiting gen) merupakan penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen dominan yang jika dalam keadaanbersama akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut. Peristiwa ini mengakibatkan
perbandingan fenotip F2 = 13 : 3.
b. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa gen dominan yang seolaholah tersembunyi bila berada bersama dengan gen dominan lainnya, dan akan terlihat bila berdiri sendiri.

c. Interaksi Beberapa Pasangan Alel (Atavisme)
Pada permulaan abad ke-20, W. Baterson dan R.C. Punnet menyilangkan beberapa varietas ayam negeri, yaitu ayam berpial gerigi (mawar), berpial biji (ercis), dan berpial bilah (tunggal). Pada persilangan antara ayam berpial mawar dengan ayam berpial ercis, menghasilkan semua ayam berpial sumpel (walnut) pada keturunan F1. Varietas ini sebelumnya belum dikenal. Pada keturunan F2 diperoleh empat macam fenotip, yaitu ayam berpial walnut, berpial mawar, berpial ercis, dan berpial tunggal dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Perbandingan ini sama dengan perbandingan F2 pada pembastaran dihibrid Berdasarkan diagram persilangan tersebut terdapat penyimpangan dibandingkan dengan persilangan dihibrid. Penyimpangan yang dimaksud bukan mengenai perbandingan fenotip, tetapi munculnya sifat baru pada F1 dan F2.

d. Polimeri
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama pada suatu organisme. Peristiwa polimeri pertama kali dilaporkan oleh Nelson-Ehle, melalui percobaan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.

e. Gen Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Kehadiran gen-gen tersebut secara bersama-sama akan memunculkan karakter (fenotip) tertentu. Sebaliknya, jika salah satu gen tidak hadir maka pemunculan karakter (fenotip) tersebut akan terhalang atau tidak sempurna.

f. Gen-Gen Rangkap yang Mempunyai Pengaruh Kumulatif
Miyake dan Imai (Jepang) menemukan bahwa pada tanaman gandum (Hordeum vulgare) terdapat biji yang kulitnya berwarna ungu tua, ungu, dan putih. Jika gen dominan A dan B terdapat bersama-sama dalam genotip, kulit buah akan berwarna ungu tua. Bila terdapat salah satu gen dominan saja (A atau B), kulit buah berwarna ungu. Absennya gen dominan menyebabkan kulit buah berwarna putih.

2. Pautan Gen (Gen Linkage)
Pautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih terletak pada satu kromosom dan tidak dapat memisahkan diri secara bebas. Hal ini terjadi karena gen-gen yang mengendalikan dua sifat beda terletak pada kromosom yang sama dengan letak lokus yang berdekatan. Contoh peristiwa pautan terdapat pada Drosophila Melanogaster.





3. Pindah Silang (Crossing Over)
Pindah silang terjadi apabila ada pertukaran sebagian gengen suatu kromatid dengan gen-gen dari kromatid pasangan homolognya. Pada peristiwa meiosis, kromatid yang berdekatan dengan kromosom homolog tidak selalu berjajar, berpasangan, dan beraturan, tetapi kadang-kadang saling melilit yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sering mengakibatkan sebagian gen-gen suatu kromatid bertukar dengan gen-gen kromatid homolognya. Peristiwa ini disebut pindah silang atau crossing over. Akibat peristiwa pindah silang ini, jumlah macam fenotip hasil uji silang (test cross) tidak 1 : 1. Macam gamet yang dihasilkan F1 tidak dua macam, tetapi empat macam. Dua gamet memiliki gen-gen yang seperti pada induknya, disebut gamet tipe parental. Dua gamet lainnya berbeda dengan induknya dan merupakan hasil pindah silang, disebut gamet tipe rekombinasi.

4. Pautan Seks (Rangkai Kelamin)
a. Pautan Seks (Rangkai Kelamin) pada Drosophila
Pautan seks atau rangkai kelamin mula-mula ditemukan oleh Morgan melalui penyilangan lalat buah betina bermata merah dan lalat jantan bermata putih. Perkawinan tersebut menghasilkan keturunan (F1) bermata merah. Sementara itu, keturunannya (F2) memperlihatkan perbandingan 3 lalat bermata merah : 1 lalat bermata putih. Anehnya yang bermata putih selalu jantan. Hal ini menunjukkan adanya sifat dominan bermata merah terhadap warna mata putih. Morgan menyusun hipotesis bahwa gen yang bertanggung jawab pada warna mata terdapat pada kromosom-X. Sementara itu, dalam kromosom-Y tidak terdapat gen yang bertanggung jawab atas warna mata.

b. Pautan Seks pada Manusia
Pada manusia, pautan seks dapat dibedakan pada gen resesif dengan gen dominan. Pautan seks pada gen resesif misalnya buta warna, hemofilia, anadontia. Sementara itu, pautan seks pada gen dominan misalnya gigi cokelat dan hypertrichosis.

c. Pautan Seks pada Mammalia
Pautan seks pada Mammalia, misalnya terjadi pada gen yang menentukan rambut kucing. Warna rambut kucing ditentukan oleh gen-gen berikut.
B = gen yang menentukan warna hitam.
b = gen yang menentukan warna kuning.
Bb = gen yang menentukan warna rambut belang tiga (hitam - kuning - putih) atau disebut kaliko.Kucing berambut belang tiga disebut kucing kaliko dan selalu betina

d. Pautan Seks pada Ayam
Pautan seks pada ayam dengan penentuan jenis kelamin tipe ZO untuk ayam betina dan jantan ZZ. Warna bulu ayam ditentukan oleh gen-gen yang terpaut pada kromosom seks. Misalnya B = gen untuk bulu bergaris (blorok), b = gen untuk bulu polos

5. Gen Letal
Gen letal adalah gen yang mengakibatkan kematian jika dalam keadaan homozigot. Gen letal dapat berupa homozigot dominan maupun resesif. Gen letal mengakibatkan keturunan menyimpang dari hukum Mendel, karena pada perkawinan monohibrid menghasilkan perbandingan fenotip 2 : 1, bukan 3 : 1.


C. Hereditas pada manusia

Ada beberapa penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya misalnya asma, diabetes melitus, kelainan jantung, dan lain-lain.Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat disebabkan oleh gen yang terdapat pada autosom atau oleh gen yang terdapat pada kromosom seks (gonosom). Ciri cacat atau penyakit menurun yaitu tidak menular, sulit atau bahkan tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diusahakan agar tidak terjadi pada generasi berikutnya, dan umumnya disebabkan oleh gen resesif

1.      Cacat atau Penyakit Menurun yang Tidak Terpaut Kromosom Seks
Beberapa cacat dan kelainan menurun yang tidak terpaut kromosom seks atau bersifat autosomal, antara lain albinisma, polidaktili, fenilketonuria, diabetes melitus, thalassemia, dentinogenesis imperfecta, retinal aplasial, katarak, dan botak.
a.    Albinisma
Albinisma mengakibatkan individu mengalami kelainan kulit tubuh yang disebut albino. Albino merupakan kelainan genetika yang ditandai adanya abnormalitas pigmentasi kulit dan organ tubuh lainnya serta penglihatan yang sangat peka terhadap cahaya. Abnormalitas pigmentasi ini terjadi karena tubuh tidak mampu mensintesis enzim yang diperlukan untuk mengubah asam amino tirosin menjadi 3,4 dihidro fenilalanin, yang selanjutnya akan diubah menjadi pigmen melanin. Akibatnya, rambut dan kulitnya berwarna putih atau bule.

b.    Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari tangan atau jari kaki melebihi normal, misalnya jari tangan atau jari kaki berjumlah enam buah. Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari tangan (kanan dan kiri) atau salah satu saja.

c.    Fenilketonuria (FKU)
Fenilketonuria adalah kelainan genetika karena tubuh tidak mampu melakukan metabolisme fenilalanin. Akibatnya, fenilalanin tertimbun dalam darah dan dibuang bersama urine. Penderita fenilketonuria mengalami keterbelakangan mental dan ber-IQ rendah. Secara fisik penderita fenilketonuria bermata biru, berambut putih, dan kulitnya mirip albino. Fenilketonuria disebabkan oleh gen resesif ph.

d.   Kemampuan Mengecap Phenylthiocarbamida (PTC)
Phenylthiocarbamida (PTC) yaitu suatu senyawa kimia yang rasanya pahit. Sebagian besar orang yang dapat merasakan rasa pahit PTC disebut pengecap atau taster, sedangkan sebagian lainnya yang tidak dapat merasakan pahit disebut nontaster. Gen T menentukan sifat perasa PTC dan alelnya gen t yang bersifat resesif menentukan seseorang tidak dapat merasakan PTC atau disebut buta kecap.

e.    Thalassemia
Thalassemia merupakan kelainan genetika karena rendahnya pembentukan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan kemampuan eritrosit untuk mengikat oksigen rendah. Thalassemia dikarenakan adanya kesalahan transkripsi mRNA dalam menerjemahkan kodon untuk asam amino globin. Thalassemia disebabkan oleh gen dominan Th,

f.     Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfecta merupakan salah satu kelainan pada gigi, yaitu keadaan tulang gigi berwarna putih seperti air susu. Kelainan itu disebabkan oleh gen Dt.

2.    Cacat dan Penyakit Menurun yang Terpaut Kromosom Seks
Gen-gen yang terangkai pada kromosom kelamin disebut juga gen terangkai kelamin (sex lingkagegenes). Cacat dan penyakit yang diakibatkan oleh gen terangkai kelamin oleh gen resesif, yaitu buta warna, hemofilia, anodontia, dan hypertrichosis. Sementara itu, cacat dan
penyakit yang diakibatkan oleh gen dominan terangkai kelamin, yaitu gigi cokelat.

a.       Rangkai Kelamin oleh Gen Resesif
§     Buta Warna
Buta warna disebabkan oleh gen resesif c (dari kata colour blind) yang terpaut kromosom-X. Dengan demikian, wanita dapat normal homozigotik   atau normal heterozigotik atau normal karier. Namun wanita buta warna jarang dijumpai. Buta warna dibedakan menjadi dua macam yaitu buta warna merah-hijau dan buta warna total. Pada buta warna total, penderita hanya mampu membedakan warna hitam dan putih. Sementara itu, buta warna merah-hijau dibagi menjadi dua yaitu buta warna deutan, jika yang rusak bagian mata yang peka terhadap warna hijau dan buta warna protan jika yang rusak adalah bagian mata yang peka terhadap warna merah.
§     Hemofilia
Seorang penderita hemofilia yang mengalami luka, darahnya sukar membeku. Pada orang normal, pembekuan darah memerlukan waktu ± 5–7 menit. Sementara itu, ada penderita hemofilia darah akan membeku dalam waktu 50 menit sampai 2 jam. Hal ini mengakibatkan penderita akan meninggal karena kehabisan darah. Hemofilia disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut pada kromosom-X. Wanita hemofilia tidak pernah dijumpai karena bersifat letal. Semua wanita normal dan beberapa di antaranya membawa sifat hemofilia.

§     Anodontia
Penderita anodontia tidak memiliki benih gigi dalam tulang rahangnya sehingga gigi tidak akan tumbuh. Anodontia disebabkan oleh gen resesif a yang terpaut pada kromosom-X, dan lebih sering dijumpai pada pria.

§     Hypertrichosis
Hypertrichosis merupakan kelainan berupa tumbuhnya rambut pada bagian belakang telinga yang biasa dijumpai pada orang-orang Pakistan dan India. Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif h yang terpaut pada kromosom Y sehingga faktor ini hanya diwariskan kepada anak laki-laki saja.

b.      Rangkai Kelamin oleh Gen Dominan
Penderita gigi cokelat, mempunyai gigi berwarna cokelat dan mudah rusak karena kurang email. Penyakit ini disebabkan oleh gen dominan B yang terpaut kromosom-X.




IQRA’

Qs. Al-Hajj:22

 
5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.